OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Serang, Kota Teraman di Indonesia

13 Oktober 2023 · 2 min read Author: Inge Mangkoe

Gapura Selamat Datang Kota Serang. (Sumber Foto: serangkota.go.id)

Gapura Selamat Datang Kota Serang. (Sumber Foto: serangkota.go.id)

Kota Serang, Banten, ternyata menduduki skor tertinggi sebagai kota paling aman di Indonesia. Tiga kota yang mengekor setelah Serang adalah Bengkulu, Yogyakarta, dan Bandung.

Hal ini berdasarkan penelitian Indeks Kota Islami (IKI) yang dilakukan Maarif Institute seperti dikutip dari Kompas. Dari hasil penelitian ini, Serang memiliki nilai 82,5 sebagai kota paling aman, sementara Bengkulu, Yogyakarta, dan Bandung skornya 77,5.

Menyusul kemudian Padang Panjang, Banjarmasin, dan Ambon dengan nilai masing-masing 72,5.

Baca juga: Yogyakarta, Bandung, Denpasar, Kota Paling Islami

Adapun Metro, Tasikmalaya, Pontianak, Jayapura dan Semarang diberi skor 70. Kota-kota dengan nilai aman 67,5 antara lain, Padang, Mataram Surabaya, dan Denpasar.

Sementara Makassar diberi skor 62,5 untuk variabel ini. Kemudian, kota Kupang dan Banda Aceh memperoleh nilai masing-masing 57,5 dan 55. Sedangkan kota-kota yang memiliki nilai aman paling rendah berdasarkan indeks ini Palu, Tangerang, dan Jambi dengan skor 47,5.

Maarif Institute menyusun definisi kerja Kota Islami yaitu kota yang aman, sejahtera, dan bahagia. Masing-masing variabel ini, dibagi beberapa indikator.

Baca juga: Indonesia Menambah Jumlah Kota Kreatif

Variabel aman memiliki indikator, kebebasan beragama dan keyakinan, perlindungan hukum, kepemimpinan, pemenuhan hak politik perempuan, hak anak dan difabel. Sementara indikator variabel sejahtera adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan kesehatan. Terakhir, indikator variabel bahagia yakni berbagi dan kesetiakawanan serta harmoni dengan alam.

Data obyektif berupa data sekunder diambil pada 2014. Data tersebut terdiri dari beberapa dokumen resmi dan terpublikasi dari berbagai instansi terkait.

Baca juga: Perbedaan Kota Kreatif dan Pusaka

Pengambilan data sekunder ini cukup sulit karena banyak data-data di daerah pada 2014, baru dipublikasi pada 2015. Sementara data persepsi atau subyektif diperoleh melalui wawancara tatap muka dengan narasumber.

Pemilihan narasumber ini dilakukan melalui kriteria ketat sesuai dengan keahlian maupun informasi luas terkait indikator yang diukur.


Tag: , , , , ,