OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Insentif Pemerintah Perbaiki Pasar Properti Asia-Pasifik

09 Oktober 2023 · 2 min read Author:

JAKARTA—123 News: Inisiatif proaktif ataupun insentif yang dilakukan pemerintah sejumlah negara/kota di Asia-Pasifik menghasilkan respons positif bagi investasi properti di kawasan tersebut di kuartal kedua tahun 2009. Selain itu, sejumlah aksi di pasar properti turut menghasilkan respons serupa. Siaran pers dari Colliers International (10/9) menyebutkan semua hal tersebut. 

Dijelaskan bahwa di kuartal tersebut, pemerintah Republik Rakyat Tiongkok menurunkan rasio kecukupan modal minimum untuk pembangunan properti hunian dan komersial; penurunan tersebut berkisar 15%-15%. Sementara, di Taipei (Taiwan), perusahaan asuransi diizinkan mengikuti pelelangan dan proyek pembangunan properti sejak kuartal kedua tahun 2009.  

Adapun aksi yang mendorong sentimen positif di pasar properti antara lain sikap perbankan yang lebih longgar mendanai proyek properti sehingga aktivitas investasi real estat  membaik. Sikap tersebut didorong oleh adanya kecukupan likuiditas perbankan.

Regional Director Asia Investment Colliers International, Antonio Wu, mengatakan bahwa selama kuartal kedua tahun 2009, terlihat adanya peningkatan aktivitas pasar properti. Itu antara lain ditandai meningkatnya pembelian properti oleh beberapa konglomerat ataupun perusahaan lokal. “Itu merupakan sebuah  antisipasi yang mereka lakukan melalui investasi,” kata Wu.

Contoh hal tersebut, Wu menjelaskan, China Development Bank membeli sebuah proyek perkantoran di Beijing seluas 45.966 m2 senilai US$186,66 juta. Kemudian, di Singapura, sejumlah konglomerat membeli Anson House, sebuah proyek properti komersial, dengan nilai US$58,63 juta. 

Ke depan, Colliers International memerkirakan bahwa sejumlah pihak tetap punya minat positif untuk investasi bila likuiditas mereka mencukupi, juga bila pemulihan ekonomi global terjadi sebelum akhir tahun 2009. Pihak-pihak tersebut adalah perusahaan-perusahaan lokal, konglomerat, gabungan inpidu superkaya, dan lain-lain.

Sementara, investor yang tergabung dalam satu institusi diperkirakan kembali melakukan investasi real estat bila tingkat permintaan di pasar properti membaik secara signifikan. DHIT/FOTO: ISTIMEWA