OK
Dijual
Disewa
Properti Baru
Panduan

Utang KPR Bikin Kamu Ogah Beli Rumah? Baca Ini Dululah!

30 Nopember 2023 · 3 min read Author: Wita Lestari

Ilustrasi Foto: iStock Photo

Kamu ingin beli rumah, tapi takut berutang? Sementara mau beli secara cash belum ada uang? Kalau kamu menabung agar bisa beli rumah secara tunai, yang ada mungkin gak pernah kesampaian. Kenapa? Karena jumlah tabunganmu akan berkejaran dengan harga rumah yang selalu naik.

Solusi yang mungkin, uang tabunganmu itu kamu gunakan saja untuk membayar uang muka (DP) rumah. Sisanya kamu bayar dengan cara mencicil ke pihak bank melalui fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR).

 

Utang memang bisa saja menjadi beban psikologis dalam hidupmu. Tapi, utang apa dulu? Kalau utang cicilan rumah, bisa saja malah menjadi keuntungan buat hidupmu di masa depan. Pasalnya, rumah yang kamu beli itu harganya akan meningkat meskipun cicilannya belum lunas. Begitu cicilannya lunas 10, 15, atau 20 tahun yang akan datang, harganya bisa berlipat dari harga belinya.

Jadi, berutang tak selalu bikin hidupmu susah, bukan? Kalau kamu paham prinsip-prinsip berutang, maka utang malah bisa membantumu jadi punya aset. Berikut ini tips berutang yang aman dan sehat dikutip dari HaloMoney.co.id:

 

Pertama, Jangan Berutang Lebih dari 30 Persen Penghasilan

Ukur kemampuan keuanganmu saat berutang agar tak terjebak masalah utang. Prinsipnya, kamu jangan berutang yang jumlahnya melebihi 30 persen dari gajimu.

Kalau penghasilanmu sebulan Rp10 juta, misalnya, maka besar total utangmu adalah Rp3 juta. Jumlah total utang ini sudah termasuk utang cicilan KPR, utang kartu kredit, dan utang yang lain-lainnya.

Sebagian perencana keuangan malah masih menoleransi total utang sampai sebesar 40 persen dari gaji lho. Syaratnya ya untuk jenis utang yang produktif, bukan utang konsumtif. Nah, cicilan KPR dinilai sebagai utang produktif karena asumsinya harga tanah akan terus naik.

Bila kamu menjaga rasio utangmu pada prinsip ini (utang maksimal 30%), maka kamu akan baik-baik saja. Sebaliknya, kamu akan menuai masalah bila berutang melampaui persentase tersebut.

 

Kedua, Hindari Utang Konsumtif

Hal yang konsumtif maksudnya adalah hal yang habis digunakan dan tidak memiliki nilai investasi (produktivitas). Misalnya, kamu berutang untuk membeli laptop mahal yang nilainya akan terus menurun dari tahun ke tahun.

Utang laptop tersebut bisa disebut utang produktif bila memang digunakan untuk mendukung peningkatan finansialmu. Semisal kamu gunakan sebagai modal kerja, sehingga menambah pemasukan keuanganmu.

 

Ketiga, Jangan Membayar Utang dengan Mengutang Lagi

Karena menyalahi prinsip berutang maksimal 30% dari penghasilan, sering terjadi orang dikejar-kejar debt collector atau si pemberi utang. Kalau sudah seperti ini, ya hidupmu memang jadi susah karena berutang. Akan lebih parah, kalau untuk membayar tagihan utang tersebut lantas kamu mengutang yang baru. Istilahnya, gali lubang tutup lubang.

Dalam kamus keuangan, gali lubang tutup lubang dikenal sebagai refinancing. Langkah ini sah-sah saja dan justru bisa menjadi solusi tepat, selama hitunganmu cermat. Semisal membayar utang lama dengan utang baru yang suku bunganya lebih rendah.

Sebaliknya, langkah gali lubang tutup lubang bisa menjadi boomerang kalau hitung-hitunganmu tak cermat. Yang ada mah utangmu semakin bertumpuk dan hidupmu jadi susah.

 

Keempat, Segera Lunasi Utang Saat Mendapat Rezeki Ekstra

Kalau ada dana ekstra, sebut saja dana Tunjangan Hari Raya (THR), bonus tahunan, atau bonus kinerja, prioritaskan untuk membayar utang. Jangan gunakan seluruh dana ekstra tersebut untuk keperluan konsumtif, sebut saja belanja segala rupa.

Dana lebih tersebut bisa juga lho kamu gunakan untuk mengurangi pokok utang KPR. Langkah ini dapat membantumu memangkas beban cicilan KPR yang selanjutnya.

Selama kamu berutang dengan mematuhi prinsip-prinsip berutang, maka tak perlu takut berutang. Apalagi utang KPR yang bikin kamu jadi punya aset.

 


Tag: , ,