Di balik statusnya sebagai kota metropolitan, Jakarta ternyata juga menyimpan pesona sebagai salah satu surga wisata bersejarah.
Bahkan, berdasarkan data Statistik DKI Jakarta, ibu kota setidaknya memiliki 54 museum yang tersebar di berbagai wilayah.
Dari sekian banyak museum tersebut, salah satu yang menyimpan sejarah panjang adalah Museum Seni Rupa dan Keramik.
Sesuai namanya, museum ini menghadirkan koleksi seni rupa dan keramik yang begitu beragam.
Menariknya, bukan hanya koleksinya saja yang jadi daya tarik, ada banyak hal lain yang bisa kamu temukan di sini.
Penasaran apa saja? Simak ulasannya, yuk!

Dilansir dari laman Mitramuseumjakarta.id, bangunan cagar budaya yang kini digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik pertama kali diresmikan pada tahun 1870.
Saat itu, bangunan ini belum difungsikan sebagai museum, melainkan sebagai Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia).
Pada periode 1942 hingga 1949, gedung ini sempat dialihfungsikan menjadi asrama Nederlandsche Mission Militer hingga masa pendudukan Jepang.
Perjalanan fungsi gedung berlanjut pada tahun 1970–1973 ketika digunakan sebagai Kantor Wali Kota Jakarta Barat, lalu pada 1974 menjadi Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.
Akhirnya, pada tahun 1990 gedung ini resmi dibuka untuk publik dengan nama Balai Seni Rupa dan Keramik, sebelum kemudian berganti nama menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik seperti yang dikenal saat ini.

Seperti yang sudah disebutkan, daya tarik utama dari tempat wisata edukasi di Jakarta ini adalah beragam koleksi seni rupa.
Tercatat, terdapat kurang lebih 500 karya seni rumah berupa patung, grafis, totem kayu, batik, lukis, hingga sketsa.
Di sini, pengunjung juga dapat menyaksikan beragam koleksi keramik dari berbagai daerah di Indonesia, lengkap dengan karya seni kreatif kontemporer.
Tak hanya itu, museum ini juga menampilkan koleksi keramik internasional, mulai dari Thailand, Vietnam, Eropa, hingga Jepang, yang berasal dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20.
Daya tarik lainnya dari Museum Seni Rupa dan Keramik adalah kamu bisa menemukan beragam koleksi seni lukis di sini.
Khusus untuk koleksi seni lukis terbagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi:
Jika ingin menemukan informasi lebih lengkap seputar karya seni, kamu bisa berkunjung ke perpustakaan yang ada di Museum Seni Rupa dan Keramik.
Museum Seni Rupa dan Keramik juga memiliki studio yang bisa digunakan pengunjung untuk membuat gerabah.
Di sini, kamu akan diajarkan berbagai teknik pembuatan gerabah, mulai dari pinching, cetak, hingga menggunakan roda putar.
Program pelatihan ini terbuka untuk umum maupun pelajar.

Museum Seni Rupa dan Keramik berlokasi di Jalan Pos Kota No.2, RT.9, RW.7, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Tempat wisata di Jakarta ini bisa diakses dengan sejumlah cara:
Menggunakan kendaraan pribadi
Dari Monas, kamu bisa berkendara sekitar 10–15 menit.
Gunakan aplikasi peta seperti Google Maps untuk rute tercepat, karena kawasan Kota Tua sering ramai dan jalanan sempit.
Tersedia area parkir di sekitar museum, tapi jumlahnya terbatas.
Menggunakan transportasi umum
TransJakarta: Turun di halte Kota dan jalan kaki sekitar 5–10 menit.
Commuter Line (KRL): Turun di stasiun Jakarta Kota, lalu jalan kaki sekitar 10 menit ke museum.
Ojek online juga menjadi alternatif praktis untuk masuk ke kawasan Kota Tua.
Museum Seni Rupa dan Keramik buka setiap hari Selasa–Minggu pukul 09.00–15.00 WIB dan tutup pada hari Senin.
Tiket masuk untuk pengunjung dibanderol sebagai berikut:
Dewasa: Rp5.000/orang
Pelajar: Rp3.000/orang
Anak-anak: Rp2.000/orang
Harga tiket tersebut dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan pengelola museum.
***Header: Kcic.co.id, Hbimjakarta.com, Museum.co.id


