Pura Kehen merupakan salah satu pura Hindu tertua dan paling sakral di Bali.
Â
Dibangun pada abad ke-11, pura ini awalnya berfungsi sebagai tempat pemujaan kerajaan Bangli.
Â
Namun, seiring kepopulerannya, Pura Kehen menjadi salah satu tempat yang jamak dikunjungi wisatawan saat bertandang ke Pulau Dewata.
Â
Pura Kehen sendiri berdiri megah di kaki bukit berhutan, sekitar 2 km di utara pusat kota Bangli.
Â
Selain sebagai tempat ibadah, Pura Kehen juga menjadi saksi bisu sejarah dan budaya Bali yang kaya.

Â
Menurut sejarah, Pura Kehen didirikan pada tahun 804 Saka.
Â
Awalnya, pura ini berada di wilayah perbukitan, lalu mengalami pemugaran di bawah pemerintahan Raja Ida Bhatara Guru Sri Adikunti Ketana pada tahun 1126 Saka.
Â
Pemugaran ini memperluas area pura menjadi tiga tingkatan, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
Â
Bagi masyarakat Bali, Pura Kehen sendiri dikenal sebagai Pura Kahyangan Jagat.
Â
Hal ini dikarenakan pura tersebut disungsung oleh krama I Bangli yang berjumlah 800 kepala keluarga.
Â
Krama kemudian berkembang menjadi desa adat dengan satu kesatuan yang disebut Gebog Domas.
Â
Setiap enam bulan sekali, masyarakat sekitar melaksanakan piodalan pada Buda Kliwon Sinta atau Buda Kliwon Pagerwesi.
Â

Â
Sejarah pura ini didokumentasikan dalam sembilan lembar prasasti tembaga berbahasa Nagari atau Jawa Kuno.
Â
Namun, telah ditranslasi pula ke dalam Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.
Â
Arsip prasasti ini tersimpan di Gedung Kirtya Singaraja dan difotokopi untuk ditaruh di Pura Kehen.
Â
Selaku penglingsir Pura Kehen, menurut Jro Gede, prasasti ini terbagi menjadi tiga bagian.
Â
Prasasti Pura Kehen A membahas tentang awig-awig atau aturan dan sima.
Â
Sedangkan Prasasti Pura Kehen B mencatat pernikahan.
Â
Terakhir, Prasasti Pura Kehen C menguraikan upacara untuk tiap pura di wilayah Pura Kehen dari purnama kasa hingga tilem kesanga.

Â
Pura Kehen dikenal akan arsitekturnya yang megah dengan detail ukiran menakjubkan.
Â
Setiap sudut pura dihiasi oleh pahatan yang menceritakan berbagai kisah dari mitologi Hindu.
Â
Gerbang utama pura dikenal sebagai Candi Bentar.
Â
Area ini menampilkan ukiran rumit yang menggambarkan dewa-dewi dan makhluk mitologis.
Â
Selain itu, terdapat juga patung-patung penjaga yang ditempatkan di berbagai titik sebagai simbol perlindungan.
Â
Untuk mencapai area utama pura, pengunjung harus menaiki 38 anak tangga batu yang berundak.
Â
Tangga ini dikelilingi oleh taman-taman yang tertata rapi dengan berbagai tanaman hias dan pepohonan.
Â
Pendakian ini mampu memberi pengalaman spiritual karena seolah-olah mendaki menuju tempat yang lebih suci.
Â
Di sepanjang tangga, terdapat berbagai ukiran yang menambah keindahan dan kesakralan suasana.
Â
Terdapat sebuah meru atau menara suci dengan sebelas tingkat atap di dalam kompleks pura.
Â
Meru ini didedikasikan untuk memuja dewa-dewa utama dalam agama Hindu.
Â
Struktur ini menjadi pusat perhatian karena ketinggian dan desainnya yang khas.
Â
Setiap tingkatan atap melambangkan level spiritual tertentu.
Â
Hanya pendeta terpilih yang diperbolehkan memasuki area ini saat upacara keagamaan.
Â
Salah satu ciri khas Pura Kehen adalah pohon beringin besar yang tumbuh di dalam area pura.
Â
Pohon ini dianggap suci dan menjadi simbol kehidupan serta perlindungan.
Â
Dengan usia yang mencapai ratusan tahun, pohon beringin ini memberi keteduhan dan menambah aura magis di sekitar pura.
Â
Â
Terdapat relief dan prasasti kuno yang ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno di beberapa bagian pura.
Â
Prasasti-prasasti ini memberi informasi tentang sejarah pembangunan pura dan berbagai upacara yang pernah dilakukan.
Â
Bagi para peneliti dan pecinta sejarah, keberadaan prasasti ini menjadi sumber informasi berharga.
Â
Selain itu, relief-relief yang menghiasi dinding juga menggambarkan berbagai adegan dari epos Ramayana dan Mahabharata.
Â
Terletak di ketinggian, Pura Kehen menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Â
Dari area pura, pengunjung dapat melihat hamparan perbukitan hijau dan persawahan yang membentang luas.
Â
Udara sejuk khas pegunungan menambah kenyamanan saat mengelilingi area Pura Kehen.
Â
Pemandangan ini menjadi latar yang sempurna untuk berfoto atau sekadar menikmati keindahan alam.
Â
Sebagai tempat ibadah yang aktif, Pura Kehen memiliki aura spiritual yang kuat.
Â
Pengunjung bisa merasakan kedamaian dan ketenangan saat di dalam area pura tersebut.
Â
Karena itu, banyak yang datang untuk meditasi atau mencari inspirasi spiritual.
Â
Meski dibangun sebagai tempat beribadah, Pura Kehen juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi para wisatawan.
Â
Area parkir, pusat informasi, toilet umum, dan kios oleh-oleh tersedia di sekitar pura ini.
Â
Bahkan, wisatawan juga bisa menyewa pemandu wisata untuk mengetahui seluk-beluk Pura Kehen secara komprehensif.

Â
Waktu terbaik untuk mengunjungi Pura Kehen adalah pada pagi hari, sekitar pukul 08.00-10.00 WITA.
Â
Pada jam-jam ini, udara masih sejuk dan pengunjung belum terlalu ramai.
Â
Karena itu, kamu dapat menikmati keindahan dan ketenangan pura secara lebih leluasa.
Â
Hindari berkunjung saat upacara keagamaan sedang berlangsung karena dapat menggangu proses beribadah.
Â
Kenakan pakaian yang sopan dan patuhi peraturan yang berlaku saat berkunjung ke Pura Kehen, ya.
Â
Pura Kehen terletak di Jalan Sriwijaya No.8, Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.
Â
Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Denpasar, lalu dapat ditempuh dalam waktu 40 menit berkendari dari kawasan Ubud.
Â
Dari Kuta dan Seminyak, perjalanan menuju Pura Kehen memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Â
Untuk mencapai lokasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi, menyewa mobil, atau menggunakan jasa transportasi online.
Â
Meski cukup jauh, jalan menuju pura terbilang mudah diakses dan menawarkan pemandangan yang indah.
Â
Â
Untuk memasuki Pura Kehen, pengunjung dikenakan biaya masuk sekitar Rp30.000 per orang.
Â
Terbuka untuk wisatawan tiap harinya, jam operasional pura dimulai pada pukul 09.00-17.00 WITA.
Â
Selain mengenakan pakaian sopan, pengunjung wajib memakai kain sarung dan selendang saat memasuki area pura.
Â
Tidak perlu khawatir, kain sarung dan selendang tersebut dapat disewa di pintu masuk pura.
Â
*Cover image: kehen.arcomteknologi.id | Body images: Wikimedia Commons
Â
Â
Â


