Pura Watu Klotok adalah salah satu pura Kahyangan Jagat yang berlokasi di tepi pantai selatan kota Semarapura.
Â
Pura Watu Klotok terdapat di Kabupaten Klungkung, tepatnya di Banjar Celepik, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Bali.
Â
Dikenal sebagai tempat suci yang memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Hindu Bali.
Â
Nama "Watu Klotok" berasal dari kata watu yang berarti batu dan klotok yang merujuk pada suara "krotok" atau bunyi yang dihasilkan oleh batu, mengacu pada batu suci yang menjadi cikal bakal berdirinya pura ini.
Â
Pura ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan spiritual, seperti upacara melasti dan pemujaan untuk kesuburan lahan pertanian.
Â
Pura Watu Klotok memiliki peran penting sebagai sthana (tempat suci) Ida Batara Baruna, dewa laut dalam kepercayaan Hindu Bali, serta sebagai tempat pemujaan untuk keselamatan dan kesuburan alam.
Â
Menariknya, pura ini juga menjadi salah satu lokasi pelaksanaan upacara besar, seperti Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih.
Â
Sejarah Pura Watu Klotok memiliki akar yang kuat dalam tradisi Hindu Bali dan diyakini telah ada sejak zaman megalitikum.
Â
Keindahan pantainya yang tenang dan suasana spiritual yang kental menjadikan Pura Watu Klotok sebagai salah satu tujuan destinasi wisata budaya favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Â
Â

Â
Pura Watu Klotok terletak di tepi Pantai Watu Klotok.
Â
Oleh karena itu, pura ini menawarkan panorama laut yang indah dengan latar belakang gugusan Pulau Nusa Penida di kejauhan.
Â
Suasana pantai yang tenang dan sejuk cocok untuk refleksi atau meditasi menjadikannya tempat ideal bagi kamu yang suka dengan wisata spiritual.
Â
Â
Sebagai pura Kahyangan Jagat, Pura Watu Klotok memiliki suasana sakral yang kuat.
Â
Pasalnya, umat Hindu sering melakukan persembahyangan, terutama saat purnama untuk mencari ketenangan batin atau melakukan ritual melukat (pembersihan spiritual).
Â

Â
Â
Daya tarik lain Pura Watu Klotok adalah batu mekocok.
Â
Batu suci ini menjadi pusat spiritual pura dan menarik perhatian peziarah serta wisatawan.
Â
Kamu bisa mempelajari sejarah dan makna budayanya di tempat tersebut.
Â
Â
Pura ini kerap menjadi pusat upacara besar, seperti pangusabhan jagat setiap Purnama Kelima dan piodalan setiap 210 hari (Anggara Kasih Julungwangi).
Â
Di tempat ini, kamu dapat menyaksikan ritual-ritual yang menampilkan tradisi Bali termasuk persembahan banten dan pakaian adat.
Â
Â
Nah, area pantai sekitar pura dianggap sebagai tempat suci sehingga tergolong sebagai kawasan yang keramat.
Â
Dengan cerita tentang unen-unen (makhluk penjaga) seperti Ratu Gde Nusa, wisatawan disarankan untuk menjaga sopan santun.
Â
Â
Lokasi Pura Watu Klotok berdekatan dengan Pura Dasar Bhuana Gelgel dan Pura Goa Lawah.
Â
Nah, karena lokasinya berdekatan, kamu bisa menjelajahi tempat wisata di Bali lainnya dalam satu perjalanan.
Â

Â
Menurut informasi dari sisparnas.kemenparekraf.go.id, jam buka Pura Watu Klotok adalah 24 jam setiap hari untuk umat Hindu yang ingin melakukan persembahyangan, terutama saat upacara besar, seperti piodalan atau melasti.
Â
Namun, untuk wisatawan, jam operasional biasanya mengikuti waktu kunjungan umum tempat wisata di Bali, yaitu dari pukul 07.00—19.00 WITA.
Â
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Pura Watu Klotok adalah sore hari ketika udara lebih sejuk dan pemandangan matahari terbenam di pantai menambah keindahan suasana.
Â
Pada hari-hari suci seperti Purnama, Tilem, atau hari raya besar Hindu seperti Nyepi, akses untuk wisatawan mungkin dibatasi karena pura digunakan untuk keperluan ibadah.
Â
Untuk itu, kamu wajib memeriksa jadwal upacara keagamaan sebelum berkunjung karena pura bisa sangat ramai saat acara, seperti Panca Wali Krama atau Eka Dasa Rudra.
Â
Â
Â
Berdasarkan penelusuran, tidak ada harga tiket masuk Pura Watu Klotok karena fungsinya sebagai tempat ibadah.
Â
Namun, bagi kamu yang ingin masuk ke area pura biasanya diminta untuk menyewa kain sarung dan selendang sebagai bagian dari aturan berpakaian sopan.
Â
Adapun biaya yang dipatok sangat terjangkau, yaitu sekitar Rp10.000–Rp20.000.
Â
Wisatawan juga diimbau untuk tidak membawa perhiasan mencolok karena adanya monyet di sekitar area pura yang mungkin tertarik pada benda berkilau.Â
Â
Selain itu, wanita yang sedang menstruasi dilarang masuk ke area pura untuk menghormati kesucian tempat ibadah.
Â
Itulah informasi seputar Pura Watu Klotok.
Â
Semoga bermanfaat.
Foto cover: sejarahbali.com


