Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda atau Tahura Bandung merupakan destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi saat akhir pekan.
Sesuai namanya, Tahura Bandung merupakan objek wisata berstatus kawasan konservasi alam dengan bentang alam hutan yang asri dan hijau.
Tempat ini cocok untuk kamu yang sedang mencari tempat wisata yang menenangkan dengan lanskap alami khas pegunungan indah.
Lokasinya juga tidak jauh dari pusat Kota Bandung, yakni hanya 7 menit dari kawasan Dago.
Jika berniat mengunjungi Tahura Bandung dalam waktu dekat, berikut daya tarik dan kegiatan yang bisa kamu lakukan di tempat tersebut.
Pemandangan alam yang hijau dengan udara segar dan bersih merupakan daya tarik utama dari Tahura Bandung.
Tahura ini berada di area seluas 526.98 hektare, membentang dari kawasan Dago Pakar hingga ke Maribaya.
Areanya dipenuhi oleh lebih dari 2.000 pohon dan tanaman hijau, didominasi oleh pohon pinus, bambu, dan tumbuhan bawah seperti tekken.
Terdapat juga sejumlah fauna seperti tupai, musang, kera, burung kepodang, burung kutilang, dan ayam hutan di Tahura Ir H Djuanda.
Tidak hanya itu, ada banyak tempat wisata sejarah yang menarik dikunjungi, termasuk gua peninggalan kolonial Belanda dan Jepang.
Pada zaman dahulu, Gua Belanda dan Jepang yang terdapat di Tahura Bandung dibangun untuk fungsi yang berbeda.
Gua Belanda dibangun oleh Kolonial Belanda tahun 1901 sebagai pembangkit listrik tenaga air.
Tidak heran, sebab lokasinya sendiri berada di Sub-daerah Aliran Sungai Cikapundung dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Pada 1941, atau sejak meletusnya Perang Dunia 2, Belanda juga memfungsikan gua inI sebagai gudang penyimpanan senjata, pusat komunikasi, dan penjara.
Adapun Gua Jepang dibangun pada 1942 dan difungsikan sebagai barak militer.
Di Gua Jepang, terdapat empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan.
Di tempat ini juga tersedia 18 unit bunker yang masih terlihat asli, lho.
Jangan khawatir, lokasi kedua gua ini saling berdekatan karena hanya berjarak 300 meter.
Dari lokasi Gua Belanda dan Jepang, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Curug Omas.
Lokasinya memang agak jauh dari Gua Belanda dan Jepang, tetapi rasa lelahmu akan terbayarkan berkat pemandangan air terjun yang indah di Curug Omas.
Objek Wisata Gua Belanda, Gua Jepang, dan Curug Omas bisa diakses melalui pintu gerbang Tahura Djuanda atau gerbang Letjen Mashudi.
Ketiga lokasi tersebut bisa dijangkau dengan berjalan kaki, bersepeda, atau mengendarai sepeda motor.
Selain Curug Omas, ada juga Curug Dago yang berada di area Tahura Bandung.
Namun, lokasinya agak tersembunyi dan tidak bisa diakses dari gerbang utama Tahura.
Jika ingin berkunjung ke Curug Dago, kamu bisa melewati akses Jalan Bukit Dago Utara, lalu menuruni tangga dan ikuti papan petunjuk ke arah Sekolah Alam atau Curug Dago.
Selain bentang alam yang memesona, daya tarik Curug Dago adalah keberadaan dua prasasti peninggalan Raja Siam (Thailand), yakni Prasasti Chulalongkom dan Prasasti Prajadhipok.
Menurut sejarah, Raja Siam sempat berkunjung ke Bandung antara tahun 1896 dan 1901.
Dari tiga lawatannya, sang raja diketahui mampir ke Curug Dago sebanyak dua kali, lho.
Objek wisata lain yang masih berada di kawasan Tahura Bandung adalah Tebing Keraton.
Lokasinya memang agak terpisah dari area wisata lain, butuh waktu 15 menit untuk sampai ke Tebing Keraton melalui gerbang Tahura Bandung.
Di sini, kamu bisa melihat pemandangan tahura dan lanskap Kota Bandung dari ketinggian.
Bahkan, jika beruntung kamu bisa melihat ratusan elang yang terbang melintasi langit kawasan tahura untuk bermigrasi.
Wisatawan yang berkunjung ke Tahura Ir H Djuanda akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp15 ribu untuk turis lokal dan Rp55 ribu untuk turis mancanegara.
Selain itu, wisatawan yang membawa kendaraan diminta membayar tarif parkir sebesar Rp12 ribu untuk roda empat dan Rp6 ribu untuk roda dua.
Tahura Ir H Djuanda buka setiap hari mulai pukul 07.30–17.00 WIB.
Semoga informasi di atas bermanfaat!