Mengenal Stasiun Cirebon, Pintu Gerbang Jalur Utara Jawa
Stasiun Cirebon merupakan salah satu stasiun kereta api terbesar dan terpenting di Jawa Barat.
Berlokasi strategis di pusat Kota Cirebon, stasiun ini menjadi pintu masuk utama bagi perjalanan kereta api di jalur utara Pulau Jawa.
Selain melayani rute lokal maupun antarkota, Stasiun Cirebon juga dikenal dengan arsitektur bergaya kolonial Belanda yang masih terjaga hingga kini.
Tak hanya melayani mobilitas masyarakat, stasiun ini turut menjadi bagian penting dalam pertumbuhan Kota Cirebon.
Sejarah Stasiun Cirebon
Sumber: Kompas.com
Stasiun Cirebon atau yang juga dikenal sebagai Stasiun Kejaksan, merupakan stasiun kelas besar tipe A dan termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon.
Stasiun ini dibuka pada tahun 1912 dan menjadi salah satu simpul kereta api terpenting, karena berfungsi sebagai persimpangan utama jalur kereta antara Jakarta dan Surabaya.
Pembangunan Stasiun Cirebon tidak terlepas dari peran Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda.
Awalnya, jalur yang sudah ada di Cikampek diperpanjang untuk menjangkau calon penumpang di Cirebon.
Pada 3 Juni 1912, jalur kereta api Cikampek–Cirebon resmi dibuka, sekaligus menjadi bagian dari pengembangan jalur menuju Purwokerto dan Kroya.
Bangunan Stasiun Cirebon memiliki arsitektur yang khas, ini merupakan hasil rancangan arsitek Pieter Adriaan Jacobus Moojen dengan memadukan gaya art nouveau dan art deco.
Hingga kini, stasiun ini memiliki enam jalur aktif, ditambah satu jalur khusus yang terhubung dengan depo lokomotif dan depo kereta.
Rute dan Layanan Kereta Api Stasiun Cirebon
Sumber: Inews.co.id
Stasiun Cirebon melayani penumpang kereta api dengan tujuan berikut:
Lintas Selatan Jawa
Purwojaya: Cilacap (via Cirebon–Purwokerto)
Taksaka: Yogyakarta (via Cirebon–Purwokerto)
Argo Lawu: Solo Balapan (via Cirebon–Purwokerto)
Argo Dwipangga: Solo Balapan (via Cirebon–Purwokerto)