Taman Balekambang Surakarta bukan sekadar ruang hijau di tengah kota, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya Solo.
Dibangun pada tahun 1921 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegoro VII sebagai persembahan untuk kedua putrinya, taman ini kini menjadi tempat favorit bagi warga dan wisatawan yang ingin menikmati suasana alam yang asri.
Dikelilingi pepohonan rindang dan taman bunga yang tertata rapi, Taman Balekambang Solo menawarkan udara segar serta suasana yang menenangkan.
Setiap pagi dan sore, taman ini ramai oleh pengunjung yang datang untuk berolahraga, bersantai, atau sekadar menikmati keindahan lanskapnya.
Berbagai fasilitas tersedia, mulai dari area bermain anak, jalur pejalan kaki, hingga tempat duduk yang nyaman di bawah rindangnya pepohonan.
Tak hanya menjadi tempat rekreasi, Taman Balekambang juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat.
Nama taman ini mencerminkan filosofi keseimbangan antara manusia dan alam, menjadikannya lebih dari sekadar destinasi wisata, tetapi juga warisan yang terus dijaga.
Alamat Taman Balekambang: Jl. Balekambang, Manahan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57139.
Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti taksi dan ojek online. Perjalanan memakan waktu sekitar 10 menit melalui Jl. Monginsidi.
Perjalanan ke Taman Balekambang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit dengan mobil atau taksi, melewati Jl. Adi Sucipto.
Pengunjung bisa naik bus kota atau angkutan umum dengan rute menuju kawasan Manahan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki atau menggunakan ojek.

Partini Tuin merupakan salah satu bagian utama di Taman Balekambang Surakarta yang memiliki kolam besar serta kolam renang.
Salah satu balai yang ada di sini adalah Bale Apung, yang dulunya digunakan sebagai tempat bersantai keluarga kerajaan.
Karena letaknya yang berada di atas air, balai ini tampak mengapung, sehingga menjadi inspirasi nama "Balekambang."
Selain itu, terdapat layanan penyewaan perahu bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan kolam lebih dekat.
Kolam ini juga kerap digunakan untuk lomba memancing pada waktu-waktu tertentu.
Balai lainnya adalah Bale Tirtayasa, yang pada masa lalu berfungsi sebagai tempat berganti pakaian bagi anggota kerajaan sebelum berenang.
Di bagian depannya, terdapat sebuah kolam renang yang kini sudah tidak lagi difungsikan.
Partinah Bosch merupakan area taman yang menyimpan berbagai jenis tanaman langka, seperti beringin putih, beringin sungsang, dan kenari.
Selain menjadi ruang hijau yang indah, area ini juga menjadi habitat bagi berbagai hewan seperti angsa, kera, dan rusa yang hidup bebas di lingkungan taman.
Pengunjung dapat bersantai di bangku-bangku yang tersedia di sekitarnya.
Untuk menjelajahi taman tanpa berjalan kaki, tersedia jasa penyewaan kereta wisata.
Ada pilihan kereta yang dikayuh secara manual oleh penumpangnya dan ada pula yang ditarik oleh kuda. Selain itu, taman ini juga menyediakan fasilitas Wi-Fi gratis untuk pengunjung.
Bagian belakang taman ini merupakan lokasi Taman Reptil Balekambang, yang diresmikan pada tahun 2012.
Taman ini dibangun untuk mewadahi komunitas pecinta reptil yang sering berkumpul di kawasan ini.
Koleksi reptil yang ada di sini merupakan hasil sumbangan dari komunitas tersebut, dan mereka juga bertanggung jawab atas perawatannya.
Di dalam Taman Reptil Balekambang terdapat Batu Asmara, sebuah pecahan meteor yang jatuh di sekitar Solo.
Satu batu berada di dalam Taman Reptil, sementara satu lagi dapat ditemukan di sebelah timur taman.
Taman Balekambang juga menjadi pusat pertunjukan seni di Solo. Terdapat dua tempat pertunjukan utama, yaitu panggung luar dan gedung pertunjukan.
Panggung luar dapat menampung sekitar 1.000 penonton dan sering digunakan untuk pementasan Sendratari Ramayana setiap malam bulan purnama, serta berbagai pertunjukan musik seperti keroncong dan tembang kenangan.
Sementara itu, gedung pertunjukan yang lebih kecil dapat menampung sekitar 300 penonton dan menjadi tempat rutin pertunjukan ketoprak setiap Sabtu malam.

Taman Balekambang Surakarta menawarkan lingkungan hijau dengan pepohonan rindang dan taman bunga yang terawat.
Sebuah danau buatan dengan air mancur di tengahnya menambah keasrian. Pengunjung dapat menikmati pemandangan sambil duduk di area taman atau berjalan-jalan di jalur yang ada.
Di danau taman, tersedia jasa penyewaan perahu yang memungkinkan pengunjung mengelilingi area air dengan santai.

Salah satu daya tarik unik di taman ini adalah skywalk, jalur pejalan kaki yang dibuat lebih tinggi untuk memberikan pengalaman melihat taman dari sudut pandang berbeda.
Jika beruntung, pengunjung bisa melihat tupai atau burung yang bermain di pepohonan sekitar.
Bagi pengunjung yang ingin bersantai lebih lama, tersedia banyak ruang terbuka hijau yang cocok untuk piknik.
Pohon-pohon besar memberikan keteduhan alami, menjadikan area ini tempat yang nyaman untuk bersantai bersama keluarga atau teman.

Taman Balekambang Solo memiliki amphitheater yang sering digunakan untuk berbagai pertunjukan seni dan budaya.
Pada akhir pekan atau acara tertentu, taman ini menjadi panggung bagi pementasan teater, musik, dan seni pertunjukan lainnya yang menarik untuk dinikmati.

Taman ini juga menjadi rumah bagi berbagai hewan seperti rusa, angsa, dan burung.
Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan beberapa satwa yang dibiarkan bebas di area taman, menambah pengalaman unik selama berkunjung.
Setelah proses revitalisasi, Taman Balekambang Surakarta kini memiliki lebih banyak wahana dan fasilitas yang menunjang kenyamanan pengunjung.
Selain area bermain anak, tersedia pula jalur jogging, tempat duduk santai, dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Salah satu landmark menarik di dalam taman adalah Gereja Hati Kudus Yesus, yang dikenal dengan sebutan "Gereja Ayam" karena bentuknya yang menyerupai ayam.
Tempat ini sering menjadi objek foto bagi pengunjung.

Taman Balekambang Solo kini menerapkan sistem tiket berbayar dan reservasi bagi pengunjung.
Setiap orang yang ingin masuk harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata.
Pengunjung wajib melakukan reservasi secara online sebelum memasuki kawasan Taman Balekambang Surakarta.
Pendaftaran dilakukan melalui tautan resmi yang telah disediakan, yaitu https://bit.ly/ReservasiTamanBalekambang.
Reservasi ini berlaku untuk individu maupun kelompok yang ingin menikmati taman dengan berbagai aktivitas yang tersedia.
Setelah melakukan reservasi, tiket masuk dapat diambil di kantor UPT Kawasan Wisata Graha Wisata Niaga.
Proses pengambilan tiket tersedia mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB pada hari kunjungan atau satu hari sebelumnya (H-1).
Setiap pengunjung hanya perlu menunjukkan bukti reservasi untuk mendapatkan tiket fisik.
Biaya masuk Taman Balekambang cukup terjangkau, dengan rincian sebagai berikut:
Satu orang diperbolehkan membeli hingga lima tiket sekaligus, sehingga memudahkan bagi yang ingin datang bersama keluarga atau teman.
Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan, jumlah pengunjung di Taman Balekambang dibatasi hingga 3.000 orang per hari.
Oleh karena itu, melakukan reservasi lebih awal sangat disarankan, terutama saat akhir pekan atau musim liburan.
Selain kunjungan reguler, pihak pengelola juga memberlakukan prosedur khusus bagi kegiatan tertentu, seperti acara komunitas atau pemotretan profesional.
Bagi kelompok yang ingin mengadakan kegiatan di dalam area taman, diwajibkan untuk mengajukan surat izin terlebih dahulu kepada Dinas Pariwisata.
Sedangkan untuk sesi foto prewedding atau dokumentasi buku kenangan, reservasi tetap dilakukan melalui tautan yang sama.
Dengan sistem baru ini, pengelolaan kunjungan ke Taman Balekambang menjadi lebih tertata dan nyaman bagi semua pengunjung.
Pastikan untuk melakukan reservasi lebih awal agar dapat menikmati keindahan taman tanpa kendala.
Taman Balekambang didirikan pada tahun 1921 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegoro VII sebagai bentuk penghormatan kepada kedua putrinya, Gusti Raden Ayu Partini Husein Djayadiningrat dan Gusti Raden Ayu Partinah Sukanta.
Awalnya, taman ini tidak bernama Taman Balekambang, melainkan terdiri dari dua bagian yang masing-masing memiliki nama sendiri, yaitu Partini Tuin (Taman Air Partini) dan Partinah Bosch (Hutan Partinah).
Partini Tuin merupakan area dengan kolam besar serta dua balai, Bale Apung dan Bale Tirtayasa.
Bale Apung yang tampak mengambang di atas air menjadi inspirasi nama "Balekambang" yang kemudian dikenal hingga saat ini.
Sementara itu, Partinah Bosch menjadi kawasan hutan dengan berbagai koleksi tanaman langka yang hingga kini tetap menjadi daya tarik utama taman.
Pada tahun 1950, pengelolaan taman diserahkan kepada Pemerintah Kota Surakarta.
Perubahan ini menandai dibukanya taman untuk umum, menjadikannya ruang terbuka hijau bagi masyarakat Solo.
Sejak saat itu, Taman Balekambang mengalami berbagai revitalisasi dan berkembang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kota Solo.
Awalnya, Taman Balekambang hanya bisa diakses oleh anggota keluarga kerajaan. Namun, sejak pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati VIII, taman ini dibuka untuk umum.
Setelah sempat mengalami masa terbengkalai, revitalisasi dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo pada tahun 2007.
Saat ini, taman memiliki luas 9,8 hektare, dengan bagian barat seluas 5,4 hektare yang telah selesai direvitalisasi.
Taman Balekambang dapat diakses tanpa biaya masuk, dengan pengunjung hanya perlu membayar tiket parkir.


