OK

Tren Rumah di Yogyakarta: Properti Terjangkau Diminati, Segmen Mewah Ikut Naik Daun

Terakhir diperbarui 30 Mei 2025 · 3 min read · by Nik Nik Fadlah

tren rumah di yogyakarta

Rumah seken kini semakin menarik minat masyarakat. 

Hal ini dibuktikan dari laporan Flash Report Rumah123 edisi Mei 2025 yang mencatat adanya pertumbuhan pada indeks harga rumah seken.

Dalam laporan tersebut, indeks harga rumah seken di 13 kota besar di Indonesia tercatat mengalami kenaikan tipis sebesar 1,1 persen secara tahunan (year-on-year).

Torehan angka itu meningkat dibandingkan harga rumah nasional pada April 2024. 

Tren Rumah di Yogyakarta Catat Pertumbuhan Tertinggi

tren rumah yogyakarta

Tren pertumbuhan harga rumah seken di Yogyakarta mencatat angka tertinggi dibandingkan kota lain di Indonesia.

Yogyakarta mencatat pertumbuhan sebesar 10,9%, disusul oleh Makassar (7,5%), Denpasar (5,6%), Semarang (2,5%), Tangerang (1,6%), Depok (1,3%), dan Bekasi (0,7%).

Selama 11 bulan terakhir, pasar rumah seken di Yogyakarta menunjukkan tren yang cukup dinamis.

Pada April 2025, selisih antara pertumbuhan tahunan harga rumah secondary di Yogyakarta dengan laju inflasi tahunan (yang tercatat sebesar 1,95%) mencapai 8,9%.

Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan kota lain, sebut saja seperti Makassar (5,1%), Denpasar (2,9%), Semarang (0,6%), dan Tangerang (0,1%).

3 Kecamatan di Yogyakarta Alami Pertumbuhan Konsisten

harga rumah seken di yogyakarta

Kraton, Wirobrajan, dan Tegalrejo merupakan tiga kecamatan di Yogyakarta yang mencatat pertumbuhan median harga properti secara konsisten sejak awal 2025.

Menurut Marisa Jaya selaku Head of Research Rumah123, terdapat sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut.

“Faktor yang mendorong konsistensi pertumbuhan harga di tiga kecamatan ini cukup beragam, mulai dari pertumbuhan suplai di tengah keterbatasan lahan, minat dari investor, hingga karakteristik kawasan yang dianggap cocok untuk alih-fungsi properti residensial menjadi komersial untuk investasi, seperti villa, guest house dan kos,” ungkap Marisa.

Sementara itu, kecamatan dengan median harga properti tertinggi adalah:

  • Pakualaman (Rp14 miliar)
  • Gondokusuman (Rp8,8 miliar)
  • Ngampilan (Rp6,5 miliar)
  • Kraton (Rp5 miliar)
  • Gedong Tengen (Rp4,8 miliar)

Dari data tersebut, Kraton menunjukkan pergerakan median harga paling signifikan dibanding dua kecamatan lainnya.

Pasalnya, median harga di Kraton tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,3 hingga 2 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan ini adalah meningkatnya minat terhadap kawasan yang berdekatan dengan Keraton, pusat kebudayaan, dan jalur wisata favorit di Yogyakarta.

Properti Segmen Menengah Jadi Favorit

tren permintaan rumah di yogyakarta

Jika dilihat dari segmen harga, hunian di bawah Rp1 miliar tetap menjadi incaran utama para pencari properti di Yogyakarta.

Mengutip data dari Rumah123, pencari hunian dengan rentang harga antara di bawah Rp400 juta hingga Rp1 miliar mendominasi pencarian di sejumlah kecamatan.

Kecamatan yang paling banyak diminati dalam segmen ini antara lain Gondomanan (86,4 persen), Ngampilan (83,3%), Gedong Tengen (82,8%), Mantrijeron (71,6%), dan Kotagede (66%).

Selain itu, minat tinggi juga terlihat di Umbulharjo (60,9%), Wirobrajan (57,9%), Mergangsan (55,6%), Danurejan (52,9%), dan Tegalrejo (45%).

Sementara untuk segmen properti dengan harga Rp1 miliar hingga Rp3 miliar, kecamatan seperti Jetis (51,4%) dan Kraton (56,3%) cenderung diminati oleh kalangan menengah hingga menengah atas.

Secara keseluruhan, kondisi ini menunjukkan bahwa segmen menengah bawah hingga menengah atas masih menjadi tulang punggung pasar rumah seken di Yogyakarta.

Pakualaman dan Gondokusuman Incaran Kelas Atas

Selain hunian dengan harga terjangkau, terdapat pula sejumlah kecamatan yang menjadi favorit kalangan kelas atas untuk properti dengan nilai di atas Rp5 miliar.

Kecamatan tersebut adalah Pakualaman (40%) dan Gondokusuman (77,1%).

Properti di Pakualaman menjadi favorit karena berada di kawasan eksklusif dengan suplai yang terbatas. 

Kondisi ini mendorong nilai properti di wilayah tersebut terus meningkat dan menarik minat dari para investor maupun pelaku usaha.

Selain itu, properti di Pakualaman umumnya memiliki luas lahan lebih dari 500 m2 sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi hunian mewah atau area komersial.

Baik Pakualaman maupun Gondokusuman juga berada di lokasi strategis karena berada dekat dengan pusat kota serta kawasan wisata utama seperti Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan museum.

Baca juga: 3 Kota Ini Konsisten Bertumbuh di Tengah Perlambatan Harga Rumah Second Nasional

Demikian ulasan mengenai tren rumah di Yogyakarta. 

Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai hunian di Jogja, unduh Flash Report Rumah123 edisi Mei 2025.

***Header: Freepik.com/wirestock

Salin link berhasil
Salin link berhasil