Pengembangan Transportasi Publik di Jabodetabek Dongkrak Permintaan Properti di Sekitar Stasiun LRT dan MRT
r123-share-title

Dipublikasikan 03 Juni 2025 · 5 min read · by Elmi Rahmatika

pengembangan transportasi publik di jabodetabek

Pengembangan transportasi publik di Jabodetabek seperti LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta memiliki dampak besar terhadap sektor properti di sekitarnya. Terbukti, di awal tahun 2025, permintaan properti di kawasan sekitar stasiun melonjak hingga 50 persen.

Berdasarkan data Rumah123, permintaan hunian di kawasan sekitar stasiun tercatat mulai mengalami lonjakan signifikan sejak kuartal III 2023 seiring dengan beroperasinya sejumlah stasiun di Jabodebek.

Adapun beberapa wilayah di Jabodetabek yang mencatatkan peningkatan permintaan properti cukup signifikan di antaranya Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Depok.

“Kami melihat bahwa peningkatan konektivitas melalui tiga jenis transportasi ini telah memberikan dampak langsung terhadap meningkatnya minat masyarakat terhadap hunian di sekitar stasiun. Ini menjadi sinyal positif bagi pengembang maupun pencari properti yang mengedepankan aksesibilitas maupun investor yang ingin melakukan diversifikasi portofolionya melalui investasi properti,” ujar Marisa Jaya, Head of Research Rumah123.

Permintaan Properti di Sekitar LRT Jabodebek

transportasi publik di jabodetabek

Peningkatan minat masyarakat terhadap properti di sekitar jaringan LRT Jabodebek melonjak signifikan sejak kuartal III 2023 terutama di beberapa area strategis seperti Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Depok.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh mulai beroperasinya LRT Jabodebek dan tingginya ekspektasi masyarakat terhadap kemudahan akses ke pusat kota.

Area yang Paling Diminati di Sekitar Kawasan LRT Jabodebek

Stasiun	Kecamatan	Area
Dukuh Atas, Setiabudi, Kuningan, Pancoran Barat, Cikoko	Menteng, Tanah Abang, Setiabudi, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran	Area 1
Ciliwung, BNN	Jatinegara, Kramatjati, Duren Sawit, MakaSsar	Area 2
Jatibening Baru, Cikunir 1, Cikunir 2, Bekasi Barat, Bekasi Timur	Pondok Gede, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Bekasi Timur, Mustika Jaya, Tambun Selatan	Area 3
TMII, Kp. Rambutan, Ciracas, Harjamukti	Ciracas, Cipayung, Cimanggis	Area 4

“Memasuki pertengahan tahun 2024, tren pertumbuhan yang semula agresif mulai melambat dan bergerak ke arah yang lebih stabil. Data kuartal I 2025 menunjukkan bahwa permintaan masih tumbuh, namun dengan laju yang lebih terkendali. Area 1 mencatat pertumbuhan kuartalan sebesar 4,2%, sementara Area 2 melonjak 28,9%, Area 3 sebesar 33,1%, dan Area 4 sebesar 31,1%,” tutur Marisa.

Kenaikan dari sisi median harga mulai terjadi pada kuartal IV 2024 yang dipengaruhi oleh pergerakan sentimen positif masyarakat. Per kuartal 4 2024, Area 1 mencatatkan pertumbuhan harga sebesar 4,8%, Area 2 sebesar 6,9%, Area 3 sebesar 33,3%, dan Area 4 sebesar 3,5%.

“Area 3 (Kota dan Kabupaten Bekasi) mencatatkan lonjakan permintaan tertinggi dibandingkan wilayah lain. Hadirnya LRT Jabodebek membuka lebih banyak opsi transportasi dari dan ke Jakarta, terutama bagi area yang sebelumnya jauh dari jalur kereta commuter line. Aksesibilitas yang meningkat ini mendongkrak daya tarik Bekasi sebagai kawasan hunian, mendorong tumbuhnya permintaan signifikan di tengah mobilitas masyarakat yang semakin dinamis,” ungkap dia.

Ke depannya, apabila rute LRT Jabodebek Harjamukti mulai dikembangkan ke arah Bogor, hal ini juga akan berdampak pada peningkatan permintaan di sejumlah kawasan di Kabupaten Bogor dan area Kota Bogor.

Apalagi jika melihat catatan Rumah123, secara tahunan, permintaan properti di area Kota Bogor tumbuh signifikan mencapai 63,5% dan area Kabupaten Bogor sebesar 23,9%.

LRT Jakarta Belum Beroperasi Sepenuhnya, Wilayah Sekitar Sudah Alami Lonjakan Permintaan

Meskipun LRT Jakarta belum beroperasi sepenuhnya, tetapi lonjakan permintaan sudah terlihat sejak 2023.

LRT Jakarta Fase 1 telah beroperasi dengan layanan mencakup wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur sejak Desember 2019 lalu dengan rute stasiun Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian dan Velodrome.

Di fase ini, akan ada 5 stasiun yang beroperasi yaitu Rawamangun, Pramuka BPKB, Pasar Pramuka, Matraman dan Manggarai.

Kemudian jalur tersebut direncanakan akan diperpanjang menjangkau Dukuh Atas dan Tanah Abang. Tiga area yang paling diminati yaitu:

Area I meliputi stasiun-stasiun yang terletak di area Kecamatan Kelapa Gading dan Pulogadung–dekat dari 3 stasiun eksisting dan tambahan 1 stasiun yang akan datang, yakni stasiun Rawamangun.
Area II meliputi Kecamatan Matraman, Cempaka Putih, Johar Baru dan Senen.
Area III meliputi Kecamatan Palmerah dan Gambir (*Di luar Fase 1B dan belum memiliki informasi resmi lanjutan terkait pengembangannya)

Lonjakan permintaan mulai terlihat di Area I dan II sejak kuartal 3 2023 dengan catatan kenaikan permintaan secara kuartalan Area I sebesar 30,4%, Area II sebesar 42,5%, dan Area III hanya tumbuh 9,8% di periode yang sama.

Memasuki kuartal 1 2025, tren pertumbuhan terus berlanjut. Area I mencatatkan pertumbuhan kuartalan sebesar 37,7%, Area II sebesar 24,1%, sementara Area III mengalami penurunan hingga 31,3%.

“Pertumbuhan signifikan di Area I dan II tak lepas dari sentimen positif masyarakat terhadap rencana beroperasinya stasiun LRT di wilayah tersebut yang sedang dikembangkan, sehingga mendorong minat terhadap hunian di sekitar jalur transportasi baru ini,” katanya.

Dari sisi harga, pertumbuhan median harga di tiga area tersebut masih cenderung stagnan dan fluktuatif. Per kuartal 1 2025, pertumbuhan harga di Area I sebesar 2,3%, Area II sebesar 3,9%, dan Area III naik tipis sekitar 0,4%.

Pengembangan MRT Jakarta

mrt jakarta

Rumah123 melihat perkembangan positif dalam permintaan properti seiring dengan pengembangan transportasi MRT di kawasan ini.

Secara umum, per kuartal 1 2025, area sekitar stasiun yang sudah beroperasi mengalami pertumbuhan permintaan properti sebesar 57,2%, sementara di area stasiun-stasiun yang masih dalam tahap pembangunan tumbuh sebesar 43,5% secara tahunan.

Dari sisi pergerakan harga, kawasan di sekitar stasiun MRT cukup dinamis. Area yang sudah dilayani stasiun MRT cenderung mengalami stagnasi, bahkan penurunan harga dalam beberapa kuartal terakhir. Sebaliknya, kawasan yang berada di sekitar stasiun yang masih dalam tahap konstruksi justru menunjukkan tren kenaikan harga yang konsisten.

Pergerakan tren ini mengindikasikan adanya lonjakan harga yang signifikan ketika stasiun MRT mulai beroperasi. Namun tren tersebut melambat dan stagnan secara bertahap.

“Pengembangan transportasi massal ini terbukti membawa dampak positif terhadap minat dan permintaan properti di sekitar stasiun, serta berpotensi menciptakan pertumbuhan harga yang berkelanjutan. Meski terdapat jeda waktu antara lonjakan permintaan dan kenaikan harga, tren yang tercatat menunjukkan bahwa peningkatan aksesibilitas lewat transportasi publik selalu menjadi katalis utama dalam mendorong daya tarik kawasan hunian baru maupun eksisting. Ke depan, seiring beroperasinya rute-rute baru dan perluasan jaringan transportasi massal, kawasan-kawasan di sepanjang jalur tersebut diperkirakan akan semakin dilirik oleh pencari properti dan investor, menciptakan peluang pertumbuhan pasar yang signifikan terutama di wilayah yang sebelumnya kurang terjangkau transportasi publik,” tutup Marisa.

***

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Property People.

Menemukan rumah impian kini lebih mudah karena Rumah123 adalah #RumahUntukSemua!