Cara Follow Up Konsumen Properti agar Rumah Cepat Terjual
Terakhir diperbarui 12 Agustus 2025 · 4 min read · by Insan Fazrul
Bagi penjual rumah, mengetahui cara follow up konsumen properti menjadi hal yang penting.
Pasalnya, dengan melakukan follow up kepada calon konsumen, rumah yang hendak dijual kemungkinan bisa cepat laku.
Lalu, apa itu follow up konsumen? Follow up adalah tindakan atau proses yang dilakukan untuk menjaga komunikasi dengan calon pembeli properti.
Hal tersebut bisa dilakukan setelah komunikasi atau pertemuan terjadi.
Tujuan utamanya untuk memastikan calon pembeli tetap tertarik dengan rumah yang dijual.
Alasannya, karena setelah pertemuan pertama calon pembeli bisa saja merasa ragu atau memerlukan waktu untuk berpikir.
Maka itu, dengan melakukan follow up, penjual dapat memberi informasi tambahan untuk mendorong calon pembeli agar mau membeli rumah tersebut.
Cara follow up konsumen properti juga tidak boleh sembarangan.
Ada beberapa strategi supaya calon konsumen benar-benar tertatik membeli rumah Anda.
Seperti apa strateginya? Simak di bawah ini!
Cara Follow Up Konsumen Properti yang Benar
1. Pilih Waktu yang Tepat
Anda harus menentukan waktu yang tepat untuk melakukan follow up kepada calon konsumen,
Pasalnya, bila Anda terlalu agresif dalam melakukan follow up, bisa saja calon konsumen merasa terganggu.
Setelah melakukan pertemuan atau komunikasi awal, jangan langsung menghubungi kembali calon pembeli.
Anda bisa menghubungi lagi setelah 2-3 hari kemudian.
Pastikan Anda menghubunginya pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk, misalnya:
- Pagi hari (07:00-08:00) sebelum calon pembeli bekerja atau beraktivitas
- Sore hari (16:00-18:00) saat calon pembeli hendak pulang bekerja.
Hindari waktu-waktu di mana orang sedang bekerja maupun beristirahat, ya.
2. Kirim Pesan Teks Terlebih Dulu
Cara follow up konsumen properti berikutnya adalah mengirim pesan teks terlebih dulu.
Jangan sampai Anda sekonyong-konyong menghubunginya via telepon.
Jika mau, kirim pesan teks yang isinya meminta izin untuk menghubungi calon konsumen melalui telepon.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan follow up secara langsung melalui pesan teks tersebut.
Isi pesan teksnua sederhana, Anda bisa bertanya soal minat calon konsumen terhadap rumah yang dijual.
Di dalam pesan teks ini, Anda juga dapat memberi informasi tambahan yang belum tersampaikan sebelumnya.
3. Pakai Bahasa yang Jelas dan Ringkas
Saat melakukan follow up kepada calon pembeli, usahakan Anda menggunakan bahasa yang jelas dan singkat.
Hindari memakai bahasa yang bertele-tele sehingga membuat calon pembeli bingung.
4. Jangan Spam Calon Pembeli
Ada sebagian penjual yang terus menurus mengirim pesan kepada calon pembeli.
Cara tersebut justru kurang efektif dan bakal dinilai mengganggu.
Dampak buruknya, calon pembeli bisa menjauh atau tidak tertarik dengan rumah yang dijual.
Bila ada calon pembeli yang tidak membalas pesan, biarkan saja beberapa hari.
Anda dapat menghubunginya lagi setelah 3-7 hari kemudian.
5. Respons Pesan dengan Cepat
Jika calon pembeli mengirimkan Anda pesan, segeralah memberikan respons.
Respons tersebut bisa lewat pesan teks atau telepon.
Waktu respons yang baik idealnya adalah kurang dari 15 menit.
Namun, makin cepat respons yang diberikan tentu lebih baik.
6. Tekankan Urgensi atau Kebutuhan Mendesak
Trik memainkan psikologis ini cukup ampuh untuk membuat calon konsumen membeli rumah Anda.
Metodenya dengan menekankan urgensi atau kebutuhan yang mendesak.
Contoh, ketika Anda berbincang dengan calon pembeli, berikan kalimat seperti;
“Kemarin sudah ada beberapa orang yang berminat dengan rumah saya, lho.”
Dengan begitu, calon pembeli merasa ada urgensitas untuk membeli rumah Anda secepatnya.
Namun, cara ini hanya efektif apabila calon pembeli benar-benar terlihat berminat terhadap rumah tersebut.
7. Ucapkan Rasa Terima Kasih
Beri ucapan terima kasih tiap kali Anda mengirim pesan atau mengobrol dengan calon pembeli.
Ungkapan tersebut akan membuat calon konsumen merasa dihargai.
Walau remeh, hal kecil ini akan berdampak besar dalam menjaga hubungan Anda dengan calon pembeli.
Strategi Follow Up Sesuai Jenis Karakter Pembeli
1. Pembeli Pemula (First-Time Buyer)
Karakteristik:
-
Belum berpengalaman membeli properti.
-
Sering khawatir soal biaya, legalitas, dan proses KPR.
-
Membutuhkan edukasi dan panduan langkah demi langkah.
Strategi Follow Up:
-
Fokus edukasi: Kirimkan informasi tentang proses pembelian rumah, simulasi KPR, dan persyaratan dokumen.
-
Gunakan bahasa sederhana dan hindari istilah teknis yang rumit.
-
Sertakan value-added content seperti video tur rumah, infografis tips membeli rumah pertama.
2. Investor Properti
Karakteristik:
-
Membeli untuk tujuan investasi, bukan hunian pribadi.
-
Fokus pada ROI, potensi sewa, dan kenaikan nilai properti.
-
Memutuskan dengan data, bukan emosi.
Strategi Follow Up:
-
Berikan data ROI, proyeksi kenaikan harga, dan potensi penyewa di area tersebut.
-
Tawarkan beberapa opsi properti untuk diversifikasi.
-
Gunakan nada profesional, singkat, dan langsung pada angka keuntungan.
3. Upgrader (Pindah ke Rumah Lebih Besar/Bagus)
Karakteristik:
-
Sudah memiliki rumah, ingin pindah ke rumah yang lebih luas atau lokasi lebih strategis.
-
Biasanya punya pertimbangan keluarga, sekolah anak, atau fasilitas.
Strategi Follow Up:
-
Tekankan pada kenyamanan, keamanan, dan fasilitas yang lebih baik dari rumah sebelumnya.
-
Tunjukkan perbandingan nyata antara rumah lama dan opsi baru.
-
Bisa juga menekankan nilai jual rumah lama untuk membiayai rumah baru.
***
Itulah cara follow up konsumen properti agar rumah terjual dalam waktu singkat.
Punya pertanyaan lain seputar properti? Yuk, diskusikan di Teras123!
Semoga bermanfaat.