Sistem transportasi berkelanjutan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berbagai rancangan pun coba disusun oleh pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.
Salah satunya melalui pengembangan sistem transportasi berkelanjutan yang inklusif.
Lantas, apa itu sistem transportasi berkelanjutan? Bagaimana pula impelementasinya di IKN? Berikut ulasan lengkapnya.
Sistem Transportasi Berkelanjutan IKN
Transportasi berkelanjutan adalah sistem transportasi yang mampu menggerakkan ekonomi perkotaan dan perkembangan sosial.
Di IKN, sistem transportasi berkelanjutan diaplikasikan dengan kemampuan dalam menghubungkan antara daerah penyangga dengan kawasan IKN.
Prioritas utama dalam sistem transportasi IKN adalah memperhatikan pada koneksi antarkawasan perkotaan, terutama konektivitas antara IKN dengan Balikpapan sebagai gerbang utama.
Fokus dari penerapan sistem transportasi IKN adalah memfasilitasi akses dari kawasan di sekitar IKN, menuju area eksisting atau penyangga seperti Balikpapan, Tenggarong, Samboja, dan Muara Jawa.
Fokus atau prioritas tersebut juga dibarengi dengan ketersediaan moda transportasi umum yang layak.
Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, sehingga dapat mendorong penggunaan transportasi publik secara masif.
Untuk dapat menerapkan skema tersebut, Otorita IKN bersama Dinas Perhubungan Kalimantan Timur dan Balai Pengelola Transportasi darat, terus berkoordinasi dengan Damri.
Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan layanan transportasi eksisting, termasuk layanan moda transportasi perintis.
Aglomerasi seperti di Jabodetabek
Secara umum, gambaran penerapan sistem transportasi berkelanjutan di IKN kurang lebih mirip seperti di Jabodetabek.
Lewat konsep aglomerasi, sistem transportasi di Jabodetabek berhasil menciptakan kawasan yang setara.
Artinya, tidak ada perbedaan layanan yang signifikan antara daerah pusat dan kawasan penyangga.
Progres Pembangunan Jalan Tol IKN
Lantas, sudah seberapa jauh pembangunan infrastruktur transportasi di IKN? Pembangunan akses transportasi IKN terus dikebut pengerjaannya.
Contohnya pembangunan Tol IKN Segmen 3 A Karang Joang-KKT Kariangau, yang progresnya hampir menembus 80%.
Jalan tol sepanjang 13,4 km ini, merupakan satu dari total tiga akses tol yang akan diuji coba dalam perhelatan HUT ke-79 RI.
Selanjutnya, ada Jalan Tol IKN Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung sepanjang 7,3 km dengan proges 80%.
Terakhir, ada Jalan Tol IKN Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 km dengan progres 82%.
Tol IKN akan terhubung dengan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), tepatnya di KM 8 Kariangau.
Bila ingin ke IKN, tidak perlu melewati Tol Balsam hingga KM 33,
Cukup masuk ke Sepaku dan menuju IKN dengan waktu kira-kira 1 jam 30 menit.
Menariknya, jalan Tol IKN akan menerapkan sistem transaksi non-tunai nirsentuh dan nirhenti, atau Multi Lane Free Flow (MLFF).
Meski begitu, sistem tersebut akan difungsikan secara bertahap.
Pada tahap awal, transaksi jalan Tol IKN akan terlebih dahulu menggunakan sistem Single Lane Free Flow (SLFF).
Karena itu, para pengguna jalan tol bisa melakukan transaksi tanpa harus berhenti dalam setiap jalur transaksi.
Patut diketahui, SLFF merupakan tahap awal dari penerapan MLFF yang akan diimplementasi di semua akses tol Indonesia.
Itulah ulasan mengenai sistem transportasi berkelanjutan di IKN yang menarik diketahui.
Baca informasi selengkapnya terkait IKN melalui Rumah123 karena #SemuaAdaDisini.